Minggu, 15 Juni 2008

Tanpa Harap

Kemana menabur harap
Kala bumiku tak lagi bersahabat
Hanya tangan-tangan hitam pekat
terus bergerak
laksana pasukan seribu negeri
Memacu pedang hitam
hancurkan rumah,sekolah, dan tempatku labuhkan harap

Kemana menabur harap
Kala mawar merahku
kini telah mengering kerontang
Kala melatiku telah menghitam

Kemana menabur harap
Kala diriku hanya berada
dalam lengkung kesunyian
yang terus menghitam
Bajuku pun mulai lusuh
Percikan hitam itu terus mengejarku
Tinggalkan noda tak terperi
Tenggelamkan segala asaku
Lenyapkan batu bata yang kutata puluhan tahun diantara deras keringatku

Kini remuk redam rasa dan tulangku
Hanya mampu terduduk
Di pojok kios tanpa harapan
Tanpa mimpi baru
Tanpa senyuman
Hanya beku
sebeku es

Diriku, diam
lelah
benci
dendam
Pada hitam yang telah dibuat oleh pengeruk harta

Tidak ada komentar:

Theme designed by