Selasa, 06 November 2012

artikel pendidikan


MERETAS PENDIDIKAN LEBIH BAIK
Pendidikan sebagai salah satu jalan untuk meningkatkan kualitas hidup. Melalui pendidikan terjadi internalisasi nilai-nilai kebaikan sehingga terjadi peningkatan kualitas individu maupun masyarakat. Begitu juga dunia pendidikan di Indonesia terus dikembangkan dengan harapan mampu meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia. Aneka ragam perundang-undangan, permendiknas dan perda telah dikeluarkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Ironisnya pendidikan di Indonesia belum menunjukkan kemajuan yang signifikan meskipun telah terjadi pergantian kurikulum berkali-kali dimana kurikulum yang terakhir, yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ditambah dengan muatan pendidikan karakter. Penambahan muatan pendidikan karakter belum mampu memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan kualitas masyarakat Indonesia. Bahkan kenakalan pelajar semakin meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitas, setiap hari kita disuguhi berbagai berita terkait kenakalan pelajar di berbagai media massa, misalnya terlibat dalam kasus pencurian, pornografi dan pembunuhan. Di sisi lain juga dilengkapi dengan peningkatan tindakan para pendidik yang melakukan pelanggaran hukum, misalnya melakukan aksi kekerasan terhadap pelajar, pelecehan seksual terhadap pelajar putri, dan perselingkuhan. Mengamati berbagai persoalan di dunia pendidikan ini maka memunculkan pertanyaan mendasar. “Ada apa dengan pendidikan di Indonesia ?”
Secara teoritis rancangan pendidikan yang dikembangkan di Indonesia sudah tepat, tetapi secara praktis belum diterapkan cara optimal. Ketepatan rancangan pendidikan di Indonesia secara teoritis bisa kita buktikan melalui produk perundang-undangan pendidikan, misalnya tujuan sistem pendidikan nasional sesuai dengan pasal 3 UU Sisdiknas no 20 tahun 2003,” Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Produk hukum lainnya terkait dengan pendidikan adalah standar proses pada Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 tentang standar proses, proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dua contoh produk hukum terkait pendidikan di Indonesia sudah menunjukkan ketepatan pendidikan secara teoritis. Sebagai upaya untuk mewujudkan pendidikan berkualitas di Indonesia, perlu adanya beberapa langkah perubahan signifikan untuk menstimulus dampak peningkatan mutu secara luas. Perbaikan yang dilakukan melalui perbaikan sistem pendidikan nasional, mempersiapkan guru berkualitas, dan menyediakan sarana dan prasarananya.
Perbaikan sistem pendidikan nasional
Pendidikan merupakan sebuah sistem maka untuk melakukan perbaikan sistem pendidikan nasional bukan hanya dilakukan secara spasial tetapi dilakukan secara menyeluruh. Sistem pendidikan nasional bukan hanya terkait dengan perbaikan kurikulum disekolah melainkan juga perbaikan segi kehidupan lainnya yang berhubungan dengan siswa. Oleh karena itu perbaikan kurikulum sekolah dilakukan seiringan dengan perbaikan sistem lain yang ada di sekitar siswa sehingga semuanya mengarah pada satu tujuan yakni mensukseskan tujuan pendidikan nasional. Perbaikan kurikulum di sekolah dilakukan dengan merancang kurikulum yang mengedepankan dan memperhatikan tumbuh kembang siswa di setiap jenjang agar siswa merasakan nikmatnya menempuh pendidikan dan potensi yang dimiliki secara optimal. Siswa TK dan SD kelas 1, 2, dan 3 diberikan kurikulum sesuai dengan perkembangan mereka, tidak dibebani dengan adanya ujian tulis berbagai mata pelajaran dan kebutuhan bermain mereka terpenuhi serta tidak membawa banyak buku yang membebani bahu mereka . Begitu juga dengan siswa pada jenjang lain, juga dikembangkan sesuai dengan perkembangan dan potensi mereka. Menjadikan kurikulum yang lebih humanis, yang senantiasa memuliakan dan mengembangkan potensi siswa. Adanya koneksitas antar kurikulum mulai dari jenjang TK sampai perguruan tinggi. Siswa yang memiliki potensi dalam bidang kependidikan diarahkan dan dikembangkan sejak TK sampai perguruan tinggi , tidak dibebani dengan kompetensi lain yang tidak sesuai dengan keahlian mereka. Siswa yang memiliki potensi memasak diarahkan sejak TK sampai perguruan tinggi dan tidak dibebani mata pelajaran matematika yang tidak sesuai dengan potensi mereka. Bahkan memberikan kesempatan kepada siswa sebulan sekali untuk menjadi apa yang mereka inginkan yang sesuai dengan potensi mereka. Siswa lebih banyak belajar dari pengalaman secara langsung menjadi apa yang diinginkan. Selain itu perlu adanya sistem koneksitas antar jenjang pendidikan, misalnya siswa yang memiliki ketertarikan pada bidang penelitian maka sejak dari TK sudah dihubungkan dengan ahli penelitian yang ada di LIPI agar terfigurkan sosok peneliti sejak dini. Selain itu perlu adanya kesatuan pandangan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional terutama dengan kementrian informasi dan komunikasi  terkait dengan tayangan televisi dan jam tayangnya, agar siswa mendapatkan tayangan bermutu dan pada jam-jam yang tidak mengganggu aktivitas belajar siswa. Juga perlu penjagaaan terhadap website yang menyebarkan nilai-nilai buruk bagi perkembangan siswa. Begitu juga perlu adanya kerjasama dengan departemen agama agar menggagas adanya sekolah keluarga dan sekolah ibu untuk menciptakan lingkungan keluarga yang tepat bagi tumbuh kembangnya siswa. Jadi perbaikan yang dilakukan meliputi seluruh elemen kehidupan siswa baik ketika berada di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Mempersiapkan guru berkualitas
Upaya perbaikan pendidikan yang bisa dilakukan lainnya melalui mempersiapkan guru yang berkualitas. Keberhasilan pembelajaran ditentukan  70 % oleh guru dalam mengelola pembelajaran. Oleh karena itu penting sekali untuk menyiapkan guru berkualitas. Adanya sistem seleksi yang ketat dan terprogram bagi para siswa yang berminat untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi keguruan. Para lulusan terbaik yang bisa masuk ke dalam perguruan tinggi kependidikan dengan melalui berbagai macam tes secara komprehensif. Jurusan kependidikan menjadi jurusan unggulan dan yang bisa memasukinya hanyalah orang-orang terbaik yang memiliki potensi menjadi pendidik. Terjadinya persaingan yang ketat dalam menyeleksi para calon mahasiswa kependidikan agar input yang masuk ke dalam perguruan tinggi kependidikan benar-benar berkualitas. Pola pendidikan yang diterapkan di dalam perguruan tinggi kependidikan disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi dalam mewujudkan pendidikan berkualitas. Pola pendidikan yang diampu oleh ahli kependidikan terbaik di Indonesia untuk mengelola para calon guru agar menjadi guru yang berkualitas. Setelah lulus dari perguruan tinggi kependidikan para guru tetap memiliki keterikatan dengan almamaternya dan diberikan pelatihan secara berkala untuk terus menjaga kualitas pembelajaran di kelas-kelas juga menyediakan forum pertemuan antara guru dengan ahli kependidikan agar terus seiring dan sejalan dalam mengembangkan pendidikan. Menjadikan guru-guru yang memiliki sifat humanis dalam pola pendekatan dengan siswanya.
Menyediakan sarana dan prasarananya
Perbaikan dalam bidang kependidikan juga membutuhkan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini perlu dilakukan agar para siswa memiliki kemudahan dalam mengakses pendidikan. Perlu adanya penyediaaan sarana dan prasarana sesuai dengan tingkat kemajuan teknologi dan kearifan lokal yang ada untuk memudahkan akses di dunia pendidikan. Perkembangan teknologi informasi yang saat ini berkembang perlu di dukung dengan penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung, misalnya memperluas jaringan internet dan menyediakan laboratorium internet di tiap-tiap desa agar siswa yang tinggal di desa dan pelosok  bisa mengakses beragam informasi dan mengikuti perkembangan dunia. Juga memperkecil kebutuhan siswa terhadap buku cetak dan digantikan dengan buku elektronik agar lebih praktis dan tidak ditemui lagi siswa membawa tas, dimana berat buku dan peralatan tulis lain di dalam tas tersebut melebihi berat badannya sehingga bahunya menanggung beban di luar kapasitasnya. Juga prasarana lainnya misalnya jalan raya dan jembatan yang memudahkan akses ke sekolah agar tidak ada lagi siswa yang harus menenteng sepatunya karena harus melewati sungai untuk sampai ke sekolah, atau menemui siswa bergelantungan di atas jembatan gantung yang sudah tua di atas sungai penuh bebatuan, bertaruh nyawa untuk sampai ke sekolah. Juga perlu menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan perekonomian masyarakat agar anak-anak usia sekolah bisa dengan tenang belajar di sekolah tanpa terbebani untuk mencari nafkah untuk keluarga.
Dunia pendidikan merupakan dunia penuh dengan kedinamisan yang terus bergera. Oleh karena itu perlu adanya upaya melakukan perbaikan secara kontinu dan menyeluruh karena peningkatan kualitas manusia bisa dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan yang lebih baik harus diimpikan dan diwujudkan dalam program-program kerja kependidikan yang berorientasi pada kualitas.

Tidak ada komentar:

Theme designed by