MERETAS PENDIDIKAN LEBIH BAIK
Pendidikan
sebagai salah satu jalan untuk meningkatkan kualitas hidup. Melalui pendidikan
terjadi internalisasi nilai-nilai kebaikan sehingga terjadi peningkatan
kualitas individu maupun masyarakat. Begitu juga dunia pendidikan di Indonesia
terus dikembangkan dengan harapan mampu meningkatkan kualitas masyarakat
Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia. Aneka ragam perundang-undangan,
permendiknas dan
perda telah dikeluarkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Ironisnya pendidikan di Indonesia
belum menunjukkan kemajuan yang signifikan meskipun telah terjadi pergantian
kurikulum berkali-kali dimana kurikulum yang terakhir, yakni Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) ditambah dengan muatan pendidikan karakter. Penambahan
muatan pendidikan karakter belum mampu memberikan kontribusi besar terhadap
peningkatan kualitas masyarakat Indonesia. Bahkan kenakalan pelajar semakin
meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitas, setiap hari kita disuguhi
berbagai berita terkait kenakalan pelajar di berbagai media massa, misalnya
terlibat dalam kasus pencurian, pornografi dan pembunuhan. Di sisi lain juga
dilengkapi dengan peningkatan tindakan para pendidik yang melakukan pelanggaran
hukum, misalnya melakukan aksi kekerasan terhadap pelajar, pelecehan seksual
terhadap pelajar putri, dan perselingkuhan. Mengamati berbagai persoalan di
dunia pendidikan ini maka memunculkan pertanyaan mendasar. “Ada apa dengan
pendidikan di Indonesia ?”
Secara
teoritis rancangan pendidikan yang dikembangkan di Indonesia sudah tepat,
tetapi secara praktis belum diterapkan cara optimal. Ketepatan rancangan
pendidikan di Indonesia secara teoritis bisa kita buktikan melalui produk
perundang-undangan pendidikan, misalnya tujuan sistem pendidikan nasional
sesuai dengan pasal 3 UU Sisdiknas no 20 tahun 2003,” Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Produk hukum lainnya terkait dengan pendidikan adalah standar proses
pada Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 tentang standar proses, proses Pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dua contoh produk hukum terkait pendidikan
di Indonesia sudah menunjukkan ketepatan pendidikan secara teoritis. Sebagai
upaya untuk mewujudkan pendidikan berkualitas di Indonesia, perlu adanya beberapa langkah perubahan signifikan
untuk menstimulus dampak peningkatan mutu secara luas. Perbaikan yang dilakukan
melalui perbaikan sistem pendidikan nasional, mempersiapkan guru berkualitas,
dan menyediakan sarana dan prasarananya.
Perbaikan sistem pendidikan nasional
Pendidikan merupakan sebuah sistem maka untuk
melakukan perbaikan sistem pendidikan nasional bukan hanya dilakukan secara
spasial tetapi dilakukan secara menyeluruh. Sistem pendidikan nasional bukan
hanya terkait dengan perbaikan kurikulum disekolah melainkan juga perbaikan
segi kehidupan lainnya yang berhubungan dengan siswa. Oleh karena itu perbaikan
kurikulum sekolah dilakukan seiringan dengan perbaikan sistem lain yang ada di
sekitar siswa sehingga semuanya mengarah pada satu tujuan yakni mensukseskan
tujuan pendidikan nasional. Perbaikan kurikulum di sekolah dilakukan dengan
merancang kurikulum yang mengedepankan dan memperhatikan tumbuh kembang siswa di
setiap jenjang agar siswa merasakan nikmatnya menempuh pendidikan dan potensi
yang dimiliki secara optimal. Siswa TK dan SD kelas 1, 2, dan 3 diberikan
kurikulum sesuai dengan perkembangan mereka, tidak dibebani dengan adanya ujian
tulis berbagai mata pelajaran dan kebutuhan bermain mereka terpenuhi serta
tidak membawa banyak buku yang membebani bahu mereka . Begitu juga dengan siswa
pada jenjang lain, juga
dikembangkan sesuai dengan perkembangan dan potensi mereka. Menjadikan
kurikulum yang lebih humanis, yang senantiasa memuliakan dan mengembangkan
potensi siswa. Adanya koneksitas antar kurikulum mulai dari jenjang TK sampai
perguruan tinggi. Siswa yang memiliki potensi dalam bidang kependidikan
diarahkan dan dikembangkan sejak TK sampai perguruan tinggi , tidak dibebani dengan kompetensi lain yang
tidak sesuai dengan keahlian mereka. Siswa yang memiliki potensi memasak
diarahkan sejak TK sampai perguruan tinggi dan tidak dibebani mata pelajaran
matematika yang tidak sesuai dengan potensi mereka. Bahkan memberikan
kesempatan kepada siswa sebulan sekali untuk menjadi apa yang mereka inginkan yang sesuai dengan potensi mereka. Siswa lebih banyak
belajar dari pengalaman secara langsung menjadi apa yang diinginkan. Selain itu
perlu adanya sistem koneksitas antar jenjang pendidikan, misalnya siswa yang
memiliki ketertarikan pada bidang penelitian maka sejak dari TK sudah
dihubungkan dengan ahli penelitian yang ada di LIPI agar terfigurkan sosok
peneliti sejak dini. Selain itu perlu adanya kesatuan pandangan dalam
mewujudkan tujuan pendidikan nasional terutama dengan kementrian informasi dan
komunikasi terkait dengan tayangan
televisi dan jam tayangnya, agar siswa mendapatkan tayangan bermutu dan pada
jam-jam yang tidak mengganggu aktivitas belajar siswa. Juga perlu penjagaaan
terhadap website yang menyebarkan nilai-nilai buruk bagi perkembangan siswa. Begitu
juga perlu adanya kerjasama dengan departemen agama agar menggagas adanya
sekolah keluarga dan sekolah ibu untuk menciptakan lingkungan keluarga yang
tepat bagi tumbuh kembangnya siswa. Jadi perbaikan yang dilakukan meliputi
seluruh elemen kehidupan siswa baik ketika berada di lingkungan sekolah,
keluarga, dan masyarakat.
Mempersiapkan guru berkualitas
Upaya perbaikan
pendidikan yang bisa dilakukan lainnya melalui mempersiapkan guru yang
berkualitas. Keberhasilan pembelajaran ditentukan 70 % oleh guru dalam mengelola pembelajaran.
Oleh karena itu penting sekali untuk menyiapkan guru berkualitas. Adanya sistem
seleksi yang ketat dan terprogram bagi para siswa yang berminat untuk
melanjutkan kuliah di perguruan tinggi keguruan. Para lulusan terbaik yang bisa
masuk ke dalam perguruan tinggi kependidikan dengan melalui berbagai macam tes
secara komprehensif. Jurusan kependidikan menjadi jurusan unggulan dan yang bisa
memasukinya hanyalah orang-orang terbaik yang memiliki potensi menjadi
pendidik. Terjadinya persaingan yang ketat dalam menyeleksi para calon
mahasiswa kependidikan agar input yang masuk ke dalam perguruan tinggi
kependidikan benar-benar berkualitas. Pola pendidikan yang diterapkan di dalam
perguruan tinggi kependidikan disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi
dalam mewujudkan pendidikan berkualitas. Pola pendidikan yang diampu oleh ahli
kependidikan terbaik di Indonesia untuk mengelola para calon guru agar menjadi
guru yang berkualitas. Setelah lulus dari perguruan tinggi kependidikan para
guru tetap memiliki keterikatan dengan almamaternya dan diberikan pelatihan
secara berkala untuk terus menjaga kualitas pembelajaran di kelas-kelas juga
menyediakan forum pertemuan antara guru dengan ahli kependidikan agar terus
seiring dan sejalan dalam mengembangkan pendidikan. Menjadikan guru-guru yang
memiliki sifat humanis dalam pola pendekatan dengan siswanya.
Menyediakan sarana dan prasarananya
Perbaikan dalam
bidang kependidikan juga membutuhkan adanya sarana dan prasarana yang memadai.
Hal ini perlu dilakukan agar para siswa memiliki kemudahan dalam mengakses
pendidikan. Perlu adanya penyediaaan sarana dan prasarana sesuai dengan tingkat
kemajuan teknologi dan kearifan lokal yang ada untuk memudahkan akses di dunia
pendidikan. Perkembangan teknologi informasi yang saat ini berkembang perlu di
dukung dengan penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung, misalnya
memperluas jaringan internet dan menyediakan laboratorium internet di tiap-tiap
desa agar siswa yang tinggal di desa dan pelosok bisa mengakses beragam informasi dan
mengikuti perkembangan dunia. Juga memperkecil kebutuhan siswa terhadap buku
cetak dan digantikan dengan buku elektronik agar lebih praktis dan tidak
ditemui lagi siswa membawa tas, dimana berat buku dan peralatan tulis lain di
dalam tas tersebut melebihi berat badannya sehingga bahunya menanggung beban di
luar kapasitasnya. Juga prasarana lainnya misalnya jalan raya dan jembatan yang
memudahkan akses ke sekolah agar tidak ada lagi siswa yang harus menenteng
sepatunya karena harus melewati sungai untuk sampai ke sekolah, atau menemui
siswa bergelantungan di atas jembatan gantung yang sudah tua di atas sungai
penuh bebatuan, bertaruh nyawa untuk sampai ke sekolah. Juga perlu menyediakan
sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan perekonomian masyarakat agar
anak-anak usia sekolah bisa dengan tenang belajar di sekolah tanpa terbebani
untuk mencari nafkah untuk keluarga.
Dunia pendidikan
merupakan dunia penuh dengan kedinamisan yang terus bergera. Oleh karena itu
perlu adanya upaya melakukan perbaikan secara kontinu dan menyeluruh karena
peningkatan kualitas manusia bisa dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan yang
lebih baik harus diimpikan dan diwujudkan dalam program-program kerja
kependidikan yang berorientasi pada kualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar